Minggu, 06 Juli 2014

PENGARUH SAINS,TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA DAN BUDAYA

PENGARUH SAINS,TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA DAN BUDAYA
Makalah
Diajukan untuk memenuhi nilai UAS Mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen Pengampu Ibnu Hurri, H., S.Sos.
























Oleh,
Bakti Batinova                        3011311019


Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI).
2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas Rahmat dan HidayahNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
            Makalah ini berjudul “PERAN SAINS,TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA DAN BUDAYA.” Diajukan untuk memenuhi nilai UAS Ilmu Sosial Budaya Dasar yang diberikan oleh dosen Pengampu Ibnu Hurri, H., S.Sos. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membca,Amiin.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik sistematika maupun kedalaman isinya. Mengingat terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga tidak menutup kemungkinan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
















DAFTAR ISI

BABI PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang...................................................................2
1.2  Rumusan Masalah..............................................................2
1.3  Tujuan Penulisan................................................................2
1.4  Prosedur Pemecahan Masalah............................................2
1.5  Sistematika Penulisan.........................................................3
BABII PEMBAHASAN.....................................................................4
BABAIII PENUTUP..........................................................................11
A.    Kesimplan.........................................................................11
B.     Saran.................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................12


















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada hakekatnya manusia telah diberi anugrah oleh Allah SWT berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi peradapan manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang budaya.
Seiring dengan perkembangan sains, teknologi dan seni diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya budaya yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan sains, teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga kelestarian budaya bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis membatasi pokok bahasan dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.                  Apa itu Manusia?
2.                  Apa itu Sains?
3.                  Apa itu Teknologi?
4.                  Apa itu Seni?
5.                  Apa itu Budaya?
6.                  Apa pengaruh Sains,Teknologi,dan seni bagi Manusia dan Budaya

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengkaji pengaruh yang diberikan oleh sains, teknologi dan seni bagi kehidupan manusia dan budaya.
1.4 Prosedur pemecahan Masalah
Pada prosedur pemacahan masalah digunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan yang merupakan pengkajian literatur yang digunakan untuk memecahkan permasalahan. Maka pada teknik pengumpulan data ini dibutuhkan penguasaan teori, prinsip, konsep dan hukum-hukum yang berhubungan dengan kajian di atas.


1.5 Sistematika Penulisan
Hasil yang diperoleh melalui literatur dikumpulkan kemudian disusun ke dalam sebuah makalah dengan sistematika sebagai berikut.
BAB 1 Pendahuluan. Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB 2 Pembahasan. Meluputi seluruh hasil kajian yang dilakukan oleh para Ahli dalam bidang Ilmu Soaial dan Budaya Dasar. Uraian tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama.
BAB 3 Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan deskripsi pembahasan sehingga diperoleh jawaban dari rumusan masalah yang dirumuskan pada bab pendahuluan.
Daftar Pustaka, merupakan daftar literatur yang digunakan sebagai sumber rujukan dalam penulisan makalah ini.






















BAB II
PEMBAHASAN
A.    MANUSIA
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akal juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung, dan berkreasi sehingga kerja sama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk monopluralis yaitu makhluk yang terdapat banyak keragaman dalam dirinya, tetapi keragaman tersebut hanya terdapat pada satu jiwa. Keragaman-keragaman manusia sebagai makhluk monopluralis tersebut diantaranya:
1.      Susunan kodrat
Susunan kodrat manusia adalah mempunyai dua dimensi yaitu:
a.       Jasmani
Sebagai bodi/badan atau rangka, yang terlihat oleh indera kita.
b.      Rohani
Ruh atau yang mengisi dan menjalankan badan tersebut. Di mana dalam dimensi rohani manusia terdapat cipta, rasa, dan karsa.
2.      Sifat kodrat
Secara kodrati sifat kodrat manusia yaitu sebagai berikut:
a.       Makhluk individu
Manusia dikatakan sebagai makhluk individu karena setiap manusia tercipta dengan kepribadian, keunikan, serta kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga setiap individu manusia berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing.



b.      Makhluk sosial
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap manusia saling membutuhkan untuk dapat melangsungkan hidupnya.
3.      Kedudukan kodrat
Dalam kodratnya manusia memiliki kedudukan sebagai:
a.       Makhluk pribadi
Sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai hak dan kewajiban. Dalam menjalankan hak dan kewajiban ini haruslah berlandaskan moral dan tanggung jawab sehingga dapat berjalan seimbang sebagaimana mestinya.
b.      Makhluk Tuhan
Sebagai makhluk tuhan manusia memiliki kewajiban beribadah kepada Allah SWT serta segala sesuatu tindakan manusia akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah. Selain mempunyai hakekat hidup, manusia juga memiliki sifat-sifat, diantaranya yaitu:
1)      Sebagai makhluk yang berakal
2)      Sebagai makhluk yang berbahasa
3)      Sebagai makhluk yang beragama
            Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas maka dalam diri manusia selalu mempunyai pola pikir, pengharapan atau cita-cita serta kehendak untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik dari dalam kehidupannya dengan cara menciptakan sesuatu. 
B.     SAINS
Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan alamiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Kita dapat mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai dengan bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam. Dari pertanyaan itulah kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan secara empiris sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh informasi yang valid dan dapat dipercaya.
Sains dan hasilnya dapat dirasakan dalam semua aspek kehidupan manusia. Untuk itu sains harus menjadi bagian internal dari sistem pendidikan nasional supaya para siswa menjadi warga negara dan masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa kini.
Namun pada kenyataanya sains tidak selamanya berjalan dengan baik dalam memberikan manfaat kepada umat manusia, karena sains dapat berakibat buruk jika dipersalahgunakan.
Contoh-contoh sains :
1.      Terlihatnya kembali ikan purba spesies coelancath di dasar laut Sulawesi selama ekspedisi penelitian antara 31 mei - 4juni 2006.
2.      Pengobatan migran dengan memanfaatkan medan magnet melalui teknik Transcanial Magnetic Stimulation.
3.      Ditemukannya spesies baru katak pohon di hutan Papua.
C.    TEKNOLOGI
Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan sistem-sistem ciptaan tersebut. Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan segala aktifitas yang berkaitan dengan efisien waktu dan tenaga.
Penciptaan teknologi ini didorong oleh ciri otomatisme dari fenomena teknik kehidupan masa kini yang menginginkan segala sesuatu menjadi lebih cepat dan mudah, sama dengan sains, penggunaan teknologi dan hasilnya juga memberikan kontribusi yang besar dari kesejahteraan hidup manusia disegala aspek kihidupan. Namun sayangnya sekarang ini tidak semua teknologi dapat membantu pekerjaan manusia, justru adapula teknologi yang malah membantu menjadi boomerang akibat salah dalam memanfaatkannya. Oleh karena itu dalam memanfaatkan teknologi haruslah didasari dengan moral dan etika yang baik serta tanggungjawab sosial yang beradab.

Contoh-contoh teknologi
1.      Teknologi komunikasi
Yaitu suatu sistem yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun, dan dimanapun tidak terbatas pada tempat, jarak dan waktu. Misal: internet, handphone, bairless, dll.
2.      Teknologi informasi
Yaitu suatu sistem yang memudahkan kita untuk memperoleh berbagai macam info yang dibutuhkan secara praktis dan dalam waktu yang relative singkat. Misal: internet, tv.
3.      Bioteknologi
Yaitu suatu teknologi yang mampu memanipulasi proses alami secara dramatis. Misal: cloning pada hewan dan tumbuhan.
D.    SENI
Menurut bahasa ”seni” berarti indah, tetapi menurut istilah ”seni” merupakan suatu manisfestasi dan pancaran rasa keindahan, pemikiran, kesenangan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk menghasilkan suatu aktiviti.
Wujud dari lahirnya suatu karya seni adalah hasil dari ide-ide para seniman yang berlandaskan daya imajinasi, pengetahuan, pendidikan dan inspirasi serta tenaga seniman itu sendiri. Karya seni dapat dituangkan dalam bentuk garis, warna, gerak, bunyi, kata-kata, bahasa dan rupa bentuk yang bersifat kreatif dan imajinatif dari suatu kemahiran.
Namun dijaman sekarang ini kita sering melihat ketidaksenonohan mengenai suatu karya yang lahir dari diri seseorang dan di atas namakan sebagai satu karya seni. Sebagai contoh:
1.      Body painting (suatu lukisan yang berkanfaskan tubuh manusia hingga kebagian yang tabu untuk diperlihatkan kepada orang lain)
2.      Lukisan telanjang yang mengekspose bagian-bagian dan lekuk tubuh manusia, yang umumnya adalah pada kaum wanita.
3.      Goyang-goyang erotis yang sekarag ini sedang marak dikalangan para penyanyi dangdut wanita.
Dari contoh-contoh di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa suatu seni yang baik haruslah mengandung nilai-nilai keindahan, kebaikan, moral, pendidikan serta tanggung jawab sosial yang tinggi baik kepada diri sendiri, orang lain, dan masyarakat pada umumnya.
Macam-macam seni menurut Leo Toltoy:
a)      Seni halus
b)      Seni ukir
c)      Seni tembikar ( seramik)
d)     Seni logam
e)      Seni tekstil
f)       Seni pementasan
g)      Seni sastra
h)      Seni musik
E.     BUDAYA
Budaya tidak dapat dilepaskan dan sangat terkait erat dengan pengertian ”The Humanities” yang berasal dari akar kata dalam bahasa Latin ”Humanus” yang maknanya secara etiologis ”manusiawi”, ”berbudaya”, dan ”halus” (refined). Jadi budaya adalah suatu sistem pengetahuan, gagasan dan ide yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat, yang berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku.
Secara garis besar budaya merupakan ”suatu” kekuatan yang tidak tampak (invisible power), yang mampu menggiring dan mengarahkan manusia untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan sistem pengetahuan dan gagasan dibalik kebudayaan masyarakat, baik di bidang ekonomi, sosial, politik, kesenian, dan sebagainya.

F.     PENGARUH SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI BAGI MANUSIA DAN BUDAYA
Pada hakekatnya manusia secara kodrati bersifat sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Dikatakan sebagai makhluk individu karena setiap manusia berbeda-beda dengan manusia yang lain dalam hal kepribadian, pola pikir, kelebihan, kekurangan dan kreatifitas untuk mencapai cita-cita. Sehingga sebagai pribadi-pribadi yang khas tersebut manusia berusaha mengeluarkan segala potensi yang ada pada dirinya dengan cara menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa bantuan orang lain. Potensi-potensi manusia sebagai makhluk individu dapat dituangkan dalam sebuah karya seni, sains, dan teknologi.
Baik sains, teknologi maupun seni dan hasil produknya dapat dirasakan disetiap aspek kehidupan manusia dan budayanya. Sehingga pengaruh sains, teknologi, seni bagi manusia dan budaya dalam masyarakat dapat berpengaruh baik secara negatif maupun secara positif
1.      Pengaruh positif
a.       Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun kelompok) terhadap perkembangan ekonomi, politik, militer, dan pemikiran-pemikiran dalam bidang sosial budaya.
b.      Pemanfaatan sains, teknologi, dan seni secara tepat dapat lebih mempermudah proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.
c.       Sains, teknologi dan seni dapat memberikan suatu inspirasi tentang perkembangan suatu kebudayaan yang ada di Indonesia.   
2.      Pengaruh negatif
Selain untuk memberikan pengaruh positif sains, teknologi dan seni juga dapat memberikan pengaruh yang negatif bagi perubahan peradapan manusia dan budaya terutama bagi generasi muda. Selain itu sains, teknologi dan seni telah melunturkan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa dan tata krama sosial yang selama ini menjadi ciri khas dan kebanggaan. Serta yang terakhir pemanfaatan dari sains, teknologi, dan seni sering kali menimbulkan masalah baru dalam kehidupan manusia terutama dalam hal kerusakan lingkungan, mental dan budaya bangsa, seperti:
a)      Menipisnya lapisan ozon
b)      Terjadi polusi udara, air dan tanah
c)      Terjadi pemanasan global
d)     Rusaknya ekosistem laut
e)      Pergaulan dan seks bebas
f)       dan penyakit moral.
Oleh karena itu agar sains, teknologi dan seni dapat memberikan pengaruh yang positif bagi manusia dan budaya, maka sains, teknologi dan seni seharusnya mampu mengkolaborasikan antara nilai-nilai empiris dengan nilai-nilai moral dan menyesuaikan dengan nilai-nilai religius, keagamaan, dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

























BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Sains, teknologi, dan seni dapat memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan umat manusia, tidak hanya dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya tetapi juga pengaruh positif dan negatif terhadap peradapan umat manusia. Pengaruh tersebut diantaranya sebagai berikut:
1.      Pengaruh positif
a)      Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (dalam segala aspek kehidupan)
b)      Pemanfaatan yang tepat dan lebih mudah dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi manusia.
c)      Dapat memberikan pelayanan pada masyarakat
d)     Dapat memudahkan pekerjaan manusia.
2.      Pengaruh negatif
a)      Dapat merusak mental manusia khususnya generasi muda
b)      Dapat merubah gaya hidup manusia dalam hal berfikir, berpakaian, dan bergaul
c)      Dapat menimbulkan kerusakan hidup seperti: pemanasan global, polusi udara, air, dan tanah.
Oleh karena itu dalam pemanfaatan sains, teknologi, dan seni haruslah di dasari dengan sikap tanggung jawab dan moral yang tinggi supaya dapat menetralkan pengaruh negatif dan meningkatkan pengaruh positif dari dampak sains, teknologi dan seni itu sendiri. Dengan cara mengkolaborasikan antara yang empiris dengan nilai-nilai keagamaan.
B.     SARAN
Sebaiknya manusia tidak hanya mendalami pengetahuannya tentang sains, teknologi dan seni saja, tetapi juga harus mendalami nilai-nilai religius, keagamaan untuk menetralisir pengaruh buruk dari sains, teknologi, dan seni untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA
Sekretaris HISPPIPAI, aktivis Paguyuban Pasundan Cabang Kota Bandung.
mailto: pusdat@pikiran-rakyat.co.id  (c) 2008- pikiran rakyat bandung dikelola oleh pusat data redaksi (Unit: Cyber Media-Dokumentasi Digital) 
www.google.com dikutip dari wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

www.google.com penulis, dosen pendidikan biologi kopertis Wil.IV dpk FKIP Unpas,

BOOK REPORT

BOOK REPORT
Diajukan untuk memenuhi nilai UAS Mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
Dosen Pengampu Ibnu Hurri, H., S.Sos.




















Oleh,
Bakti Batinova                        3011311019


Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI).
2014.
Foto-0294.jpg©2010,Penerbit Alpabeta,Bandung
Man-02-505(viii+156) 16X24 cm
Judul Buku                  : Manusia Dalam Konteks Sosial,Budaya,Dan Lingkungan Hidup
Penulis                         : Prof..H.Nursid Sumaatmadja
Penerbit                       : Alpabeta, cv
                                      Telepon.(022) 2008822 Fax.(022)2020373
                                      Website: WWW.cvalfabeta.com
                                      E-mail: alfabetabdg@yahoo.co.id
Catatan Ketiga                        : 2000
Catatan Keempat        : 2003
Catatan Kelima           : Februari 2005
Catatan Keenam         : Juli 2010
ISBN                           : 979-8433-07-6
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)













KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas Rahmat dan HidayahNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
            Book Report Diajukan untuk memenuhi nilai UAS Ilmu Sosial Budaya Dasar yang diberikan oleh dosen Pengampu Ibnu Hurri, H., S.Sos. Penulis berharap Book Report ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membca,Amiin.
            Penulis menyadari bahwa Book Report ini masih jauh dari sempurna, baik sistematika maupun kedalaman isinya. Mengingat terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga tidak menutup kemungkinan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.















DAFTAR ISI
                                                                                                                                    Halaman
Kata Pengantar......................................................................................................................... iii
Daftar Isi....................................................................................................................................iv
Daftar Gambar............................................................................................................................v
Daftar Tabel...............................................................................................................................vi
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.Perkembangan dan Perubahan Menjadi Acuan Pengembangan Sumber daya Manusia.........1
2.Pengembangan Sumber Daya Manusia Menjadi Tuntutan.....................................................3
3.Wawasan Keruangan Sebagai Salah Satu Aspek Kualitas SDM............................................3
4.Telah Hakikat Manusia Dengan Lingkungan nya...................................................................5
Pustaka Acuan............................................................................................................................6
BAB1 HAKIKAT MANUSIA...................................................................................................7
1.Paradigma Manusia Sebagai Fenomena..................................................................................7
2.Keutuhan Dalam Konteks Alam Semesta...............................................................................9
3.Memahami Manusia Sebagai Suatu Dinamika.....................................................................15
Pustaka Acuan..........................................................................................................................17
BABII MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU..............................................................................18
1.Manusia Dengan Diriya Sendiri............................................................................................18
2.Perkembangan Individu Menjadi Pribadi..............................................................................21
3.Keunikan Kepribadian Manusia............................................................................................26
Pustaka Acuan..........................................................................................................................30
BABIII MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL..............................................................31
1.Fungsi Keluarga Membina Individu Menjadi Mahluk Sosial...............................................33
2.Masyarakat Sebagai Wadah Pemanusiaan Individu..............................................................33
3.Tanggung Jawab Individu Sebagai Anggota Masyarakat.....................................................40
Pustaka Acuan..........................................................................................................................44

BABIV MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA...........................................................45
1.Budaya Sebagai Hak paten Manusia.....................................................................................45
2.Masyarakat dan Kebudayaan................................................................................................51
3.Teknologi Merupakan Produk Budaya.................................................................................58
4.Peradaban dan Perubahan Sosial...........................................................................................62
5.Modernisasi...........................................................................................................................67
Pustaka Acuan..........................................................................................................................70
BABV  MANUSIA HIDUP DALAM KONTEKS LINGKUNGAN HIDUP........................72
1.Beberapa Paham tentang Hubungan Manusia Dengan Alam...............................................72
2.Ekologi Sebagai Telaah Hubungan Mahluk Hidup-lingkungan...........................................77
3.Ekosfer,Ekosistem dan Siklus Beogeokimia.........................................................................80
4.Manusia Sebagai Faktor Ekologi Yang Dominan.................................................................93
Pustaka Acuan..........................................................................................................................97
BABVI SUMBER DAYA MANUSIA MODAL PEMBANGUNAN....................................98
1.Peta Kedudukan.....................................................................................................................99
2.Kuantitas Sumberdaya Manusia..........................................................................................104
3.Kualitas Sumber Daya Manusia..........................................................................................105
4.Wanita Sebagai Sumber Daya Manusia..............................................................................111
Pustaka Acuan........................................................................................................................115
BABVII  JATI DIRI MANUSIA MERUPAKAN KUNCI KEBAHAGIAAN
                 HIDUPNYA..........................................................................................................116
1.Perenungan Sebagai Upaya Menemukan Jati Diri..............................................................116
2.Sila Ketuhanan Sebagai Landasan Jati Diri........................................................................122
3.Manusia Sebagai Realita Ciptaan Al-Khalik.......................................................................127
Pustaka Acuan........................................................................................................................132

BABVIII PERSPEKTIF GLOBAL SEBAGAI PNDANGAN KEARAH KEHIDUPAN
                YANG MELUAS...................................................................................................133
1.Perspektif Global Sebagai Suatu Konsep............................................................................134
2.Pengembangan Perspektif Global  Sebagai Suatu Kemampuan.........................................140
3.Fenomena Dan Isu-Isu Global.............................................................................................142
4.Jati Diri,Perspektif Global Dan Hari Esok..........................................................................151
Pustaka Rujukan.....................................................................................................................155




















PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya dengan menciptakan kebudayaan. Di samping itu, manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperbaharui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia.
Menurut  Abraham Maslow  (ahli psikologi), kebutuhan manusia  dalam hidup dibagi menjadi 5 tingkatan : 
1.      Kebutuhan fisiologis; Kebutuhan dasar, primer, dan vital. Menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dsb.
2.      Kebutuhan rasa aman & perlindungan; Menyangkut perasaaan, bebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya & ancaman penyakit, perang, kelaparan, kemiskinan dsb.
3.      Kebutuhan sosial; kebutuhan untuk dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelmpok, rasa setia kawan, kerjasama, dsb.
4.      Kebutuhan akan penghargaan; kebutuhan untuk dihargai kemampuannya, kedudukan, jabatan, status, pangkat dsb.
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri; kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi-potensi diri, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi diri, prestasi dsb.
Dengan akal budi, manusia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi dibandingkan makhluk lain. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk berbudaya dan pencipta kebudayaan.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.




PEMBAHASAN
 BABI HAKIKAT MANUSIA
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta) atau “mens” (latin) yang berarti berpikir, berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dari dua definisi manusia tersebut dapat diketahui bahwa manusia adalah suatu kelompok (tidak dapat hidup sendiri) atau individu yang berpikir, berakal budi. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibanding dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Tingginya derajat manusia dibandingkan dengan makhluk lain ini ditunjukkan dengan adanya akal dan pikiran pada manusia. Sebagaimana makhluk hidup, tumbuhan juga tumbuh dan berkembang, namun ia tidak dapat berpindah, mempunyai emosi, atau berinteraksi langsung dengan pihak lain yang memberikan suatu aksi atau tindakan pada diri sendiri. Misalnya tumbuh-tumbuhan tidak dapat berjalan atau berlari, marah ketika ditebang, tertawa ketika disiram atau diberi pupuk, merespon ketika diajak berinteraksi dan berkomunikasi. Demikian pula dengan binatang, walaupun ia dapat berpindah-pindah tempat, mempunyai emosi dan dapat berinteraksi maupun berkomunikasi, namun apa yang dilakukannya hanya dalam lingkup dan proses belajar yang terbatas, serta lebih karena adanya dorongan naluri saja. Sedangkan manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi karena selain mempunyai ciri-ciri sebagai makhluk hidup seperti di atas, manusia juga mempunyai akal dan pikiran yang dapat memperhitungkan tindakan-tindakannya melalui proses belajar yang terus menerus.
            Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah bagian dari budaya. Dengan akal dan pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan pikirannya dapat mengubah dan menciptakan realitas melalui simbol-simbol atau sistem perlambangan. Contoh dari sistem perlambangan adalah bahasa yang melambangkan sesuatu berdasarkan sistem pola hubungan antara benda, tindakan, dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan. Bahasa tidak hanya yang verbal tapi juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat. Karena kegiatan berpikir manusia ini budaya tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan buku. Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.
            Dari uraian di atas telah jelas bahwa manusia adalah makhluk yang derajatnya paling atas bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal dan pikiran. Perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/ raga, mental/ kepribadian. Sehingga yang berkembang dalam diri manusia tidak hanya raganya namun juga emosional dan intelektualnya. Dengan demikian manusia sebagai makhluk budaya hendaknya dapat memanfaatkan/ mendayagunakan sumber daya alam dengan sebaik mungkin, dengan sebijaksana mungkin sehingga tercipta masyarakat atau peradaban yang damai dan ideal.
Secara fisiologis hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial itu bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan yang ketat anatara sesame. Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens(Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individu, yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas. Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia juga berperan sebagai mahluk sosial. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain. Dalam pembahasan tentang hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial kita bisa melihatnya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada saat kita kesusahan pasti kita membutuhkan bantuan dari orang lain dan ketika kita mempunyai persoalan yang bersifat pasti kita akan menjadi manusia yang individu agar orang lain tidak dapat mengetahui persoalan pribadi yang kita punya.
Pengertian manusia sebagai makhluk individu Manusia, mahluk dan individu secara etimologi diartikansebagaiberikut:
  1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi dan mampu menguasai mahluk lain.
  2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.
  3. Individu mengandung arti orang seorang, pribadi, organisme yang hidupnya berdiri sendiri




BABII
MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.



















BABIII
MANUSAIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL
  Sebagai makahluk individu,manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia .setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula denagn manusia yang lainnya, tidak ada yang membedakan .Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya karena ingin menunjukkan siapa yang terbaik ,baik itu menunjukkan potensi jasmani maupun potensi rohani
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain, manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain  dan interaksi sosisl membentuk kehidupan berkelompok pada manusia.
dalam dimensi individu,muncul hak-hak dasar manusia, kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi -implikasi:
  1. Kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri
  2. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
  3. Penghargaan akan hak-hak orang lain
  4. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan dorongan.
Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab dalam keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama. Namun demikian, kenyataannya setiap individu tidak dapat menguasai atau mempunyai kesempatan yang sama. AKibatnya, masing-masing individu mempunyai peran dan kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi ekonomi (ada si miskin dan si kaya), sosial (warga biasa dengan pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa), budaya (jago tari daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Dinamika interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antarindividu, antarkelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Apabila dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bsia dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa dahsyat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan, hanya dengan bau keringat sudah terjadiinteraksi sosial karena telah mengubah perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan tindakan. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak. Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadp sistem sarafnya sebagai akibat hubungan yang di maksud
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut.:
  1. Pelakunya lebih dari satu orang
  2. Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
  3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebiut dengan yang diperkirakan pelaku
  4. .Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi. Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui telepon, telegram, surat radio, dan sebagainya.
Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya.
Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat
Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi. Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
  1.  Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,
  1. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
  2. Pemberian kebebasan penuh pada individu
  3. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.
  1. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham  marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.  Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin.
  1. Kehidupan di Indonesia
Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan  Pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk  individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis Suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu manusia bermasyarakat.











BABIV
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA
Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang tertinggi dan paling beradab dibandingkan dengan ciptaan tuhan lainnya. Manusia mempunyai tingkatan lebih tinggi lagi dalam berpikir, dan mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar terus-menerus. Sedangkan budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan jamak dari budhi (budi atau akal). Oleh karena itu  budaya dapat diartikan sebagai pikiran atau akal budi. Dan dapat kita simpulkan sehingga makhluk budaya dapat diartikan sebagai makhluk yang memiliki pikiran atau akal budi.
Secara sederhana hubungan manusia dengan kebudayaan itu adalah manusia sebagai perilaku/ makhluk budaya, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, artinya walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan , karena manusia yang menciptakan kebudayaan, dan setelah tercipta kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. 
Etika dan Estetika berbudaya
Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada makhluk hidup untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).
Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan akustik(instrumental) .
Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital , tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-3).
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762) melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus dibedakan dengan pengertian estetik.
Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat dalam berbudaya dan bermasyarakat. Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam kehidupan dalam bermasyarakat adalah hal yang wajib dipertahankan, sehingga pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan samapai kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding budaya kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya, tentunya dengan nilai etika dan estetika yang ada di dalamnya.
Problematika Kebudayaan
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa contoh problematika kebudayaan:
1.      Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.

2.      Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.

3.      Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.

4.      Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.

5.      Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.

6.      Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.

7.      Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

8.      Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini.

9.      Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
10.  Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.
Manakah yang benar: kebudayaan adalah produk manusia atau manusia adalah produk kebudayaan?
Saya memilih, kebudayaan adalah produk manusia, karena Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar, melalui beberapa tahapan yang semakin lama semakin berkembang dan akan membentuk suatu kebudayaan baru yang adalah revolusi dari kebudayaan sebelumnya.
Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu :
  1. Penganut kebudayaan
  2. Pembawa kebudayaan
  3. Manipulator kebudayaan
  4. Pencipta kebudayaan

BABV
MANUSIA HIDUP DALAM KONTEKS LINGKUNGAN HIDUP
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban –istilah Toynbee- sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang membatasinya.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki   karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Elly M. Setiadi,2006). Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya.
Lingkungan dapat berbentuk lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan alam dan buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah lingkungan sosial budaya di mana manusia itu berada. Lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan oleh Allah untuk manusia. Lingkungan buatan adalah dibuat oleh manusia. Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).
Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut :
1.      Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.
2.      Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3.      Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia.
4.      Lingkungan member tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5.      Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.

B.     Kualitas Penduduk dan Lingkungan terhadap Kesejahteraan manusia
1.      Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Penduduk pada dasarnya adalah orang-orang yang tinggal disuatu tempat yang secara bersama-sama menyelenggarakan kehidupannya. Penduduk Negara adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah Negara, tunduk pada kekuasaan politik Negara dan menjalani kehidupannya di bawah tata aturan Negara yang bersangkutan. Hal yang berkaitan dengan penduduk Negara meliputi :
a.       Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.
b.      Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah Negara (Winarno,2007).
Petumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Penduduk dengan segala aktivitasnya akan memberikan dampak terhadap lingkungan. Demikian pula makin meningkatnya upaya pembangunan menyebabkan makin meningkat dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan. Lingkungan hidup bisa berdampak positif dan negatif bagi kesejahteraan penduduk. Contoh perubahan positif : pembangunan jalan-jalan raya yang bisa menghubungkan daerah-daerah yang sebelumnya terisolir penghijauan, penanaman turus jalan. Perubahan yang positif dari lingkungan tersebut tentu dapat memberikan keuntungan dan sumber kesejahteraan bagi penduduk. Contoh negatif : yaitu kerusakan lingkungan hidup.
Kesejahteraan hidup penduduk Negara sangat ditentukan oleh kualitas penduduk yang bersangkutan. Kulitas penduduk mencerminkan kualitas insani dan sumber daya manusia yang dimiliki Negara.
2.      Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Manusia
Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan  demikian, lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
            Pada masa sekarang, manusia tetap menginginkan lingkungan sebagai tempat maupun sumber kehidupannya yang dapat mendukung kesejahteraan hidup. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mengusahakan lingkungan yang sebelumnya tidak memiliki daya dukung serta lingkungan yang tidak dapat untuk hidup (unhabitable) menjadi lingkungan yang memiliki daya dukung yang baik dan bersifat habitable. Contoh : manusia membangun bendungan, dam, atau waduk guna menampung air. Air tersebut digunakan untuk cadangan jika terjadi kemarau panjang, air bendungan digunakan untuk mengairi sawah-sawah waega. Air juga digunakan sebagai penggerak untuk pembangkit listrik. Daerah-daerah yang sebelumnya gersang, seperti daerah gurun di Arab sekarang ini sudah bisa ditanami pepohonan. Manusia membuat saluran khusus untuk menyalurkan air sungai ke wilayah tersebut. Bahkan, dalam waktu tertentu dibuat hujan buatan.
            Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang maju dan teknologi modern dapat mengatasi keterbatasan lingkungan, terutama yang bersifat fisik atau lingkungan alam. Daerah-daerah yang pada masa lalu dianggap tidak mungkin dapat digunakan sebagai tempat hidup, sekarang ini dimungkinkan. Daerah itu sekarang mampu memberi kesejahteraan bagi hidup manusia berkat penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penciptaan lingkungan hidup yang mendukungnya.
            Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. Pemgelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:
a.       Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
b.      Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c.       Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan hidup.
d.      Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan dating.
e.       Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara kualitas lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.
C.     Problematika Lingkungan Sosial Budaya yang Dihadapi Masyarakat Beradab
Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan symbol dan nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).
1.      Interaksi dalam Lingkungan Sosial
Interaksi sosial bisa terjadi dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan (kerjasama atau konflik), bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau bahkan tanpa kontak fisik. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihah.

2.      Pranata dalam Lingkungan Sosial
Pranata adalah suatu sistem norma khusus yang menata rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi keperluan yang khusus dalam kehidupan masyarakat. Contohnya, permainan silat yang diperagakan anak-anak sekolah yang sedang istirahat dan pertandingan silat dalam suatu kejuaraan. Maksud dari contoh ini adalah contoh yang pertama bukan pranata karena berlangsung dalam situasi tidak resmi dan tidak adanya aturan baku yang ditetapkan. Sedangkan contoh yang kedua merupakan pranata karena berlangsung dalam situasi resmi dengan mendasarkan pada aturan pertandingan silat yang telah ditetapkan.
3.      Problema dalam Kehidupan sosial
Problema sosial merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang abnormal, amoral, berlawanan, dengan hokum, dan bersifat merusak. Problema sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral yang menyimpang sehingga perlu diteliti, diperbaiki, bahkan untuk dihilangkan. Problema sosial yang terjadi dan dihadapi masyarakat banyak dan  dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.       Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran.
b.      Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah penyakit.
c.       Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan disorganisasi.
d.      Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kenakalan anak, konflik ras, dan konflik keagamaan.

D.    Isu-isu Penting tentang Persoalan Lintas Budaya dan Bangsa
Isu-isu penting yang menjadi persoalan lintas budaya dan bangsa pada umumnya merupakan isu global yang menjadi keprihatinan umat manusia sedunia. Merupakan isu global karena persoalan ini tidak hanya dihadapi umat manusia dalam suatu Negara atau wilayah tertentu, tetapi melanda ke berbagai belahan dunia.
            Berikut ini adalah isu-isu yang mengenai lingkungan dan isu mengenai kemanusiaan, yaitu :
1.      Isu tentang Lingkungan
a. Kekurangan Pangan
Kekurangan pangan menciptakan kekhawatiran berbagai pihak. Dunia pun diliputi kekhawatiran itu, karena pertambahan penduduk yang tinggi, terutama di negara-negara berkembang. Kekurangan pangan menciptakan gejala serius berupa kelaparan, karena pangan itu merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki.
b. Kekurangan Sumber Air Bersih
Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Khususnya air bersih banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan, terutama sekali untuk minum. Kurangnya ketersediaan air bersih berarti telah terjadi kelangkaan air sebagai sumber kehidupan. Tidak tersedianya air bersih dapat memicu timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah, dan penyakit lain yang menular.
c. Polusi atau Pencemaran
Polusi atau pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya : gas, Gas CO, CO2, dan batu bara. Polusi air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, sampah organik, dan fosfat. Pencemaran tanah disebabkan oleh sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng; detergen yang bersifatnonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan) dan zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

d. Perubahan iklim
Sumber energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang dihasilkan oleh banyak pembangkit energi mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Perubahan iklim mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang tidak terkirakan sebelumnya, seperti peningkatan suhu, melelehnya gunung es permukaan air laut naik, banyaknya banjir dan badai, serta musim panas yang semakin panjang.

















BABVI
 SUMBER DAYA MANUSIA MODAL PEMBANGUNAN
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:
      Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open nemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
      Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
      Ketiga,lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
      Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Fenomena meningkatnya angka pengangguran sarjana seyogyanya perguruan tinggi ikut bertanggungjawab. Fenomena penganguran sarjana merupakan kritik bagi perguruan tinggi dan sekolah negeri, karena ketidakmampuannya dalam menciptakan iklim pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha siswanya.
      Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan ekonomi global
Sumber Daya Manusia Indonesia Di Era Globalisasi
      Indonesia kini menghadapi tantangan baru dalam memasuki era globalisasi. Di sisi lain permasalahan internal juga datang silih berganti, isu-isu kritis yang sering muncul adalah adanya keinginan untuk melakukan perbaikan di segala bidang termasuk pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu komponen supra system pembangunan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pembangunan didefinisikan sebagai upaya suatu bangsa untuk meningkatkan mutu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang berkelanjutan. Sedangkan menurut Soerjono Soekamto Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Pembangunan nasional Indonesia misalnya, merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan berdasarkan rencana tertentu dengan sengaja dan memang dikehendaki , baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan maupun masyarakat . Dari pernyataan di atas dapat kita lihat bahwa untuk membangun suatu bangsa diperlukan sumber daya baik alam maupun manusia. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses keberhasilan suatu pembangunan. Jepang merupakan salah satu contoh negara yang tidak mempunya sumber daya alam yang melimpah tetapi Ia mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga Jepang kini menjadi salah satu negara yang di segani dalam tataran dunia internasional. SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Karena SDM yang berkualitas dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan. globalisasi.
      Globalisasi merupakan proses mendunia dengan tingkat perubahan yang cepat dan radikal di berbagai aspek kehidupan manusia karena adanya teknologi. Kini kita merasa dunia semakin menyusut, dengan kecanggihan teknologi kita tidak tersekat lagi oleh ruang dan waktu. Dengan teknologi kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja dan kapan saja dan dimana saja. Tetapi dibalik kecanggihan dan perubahan yang terjadi dapat menimbulkan ketimpangan jika kita tidak siap dengan adanya perubahan sehingga bisa terjadi ketimpangan budaya yang tentunya akan merugikan kita. Permasalahan dunia dan permasalahan nasional yang semakin komplek menuntut kita untuk senantiasa belajar agar tidak gagap terhadap perubahan. Jumlah penduduk yang semakin meningkat, cadangan energi yang kian menipis, ragam budaya yang berbeda, konflik internal dan internasional mengharuskan kita untuk senantiasa belajar. Fakta yang ada memperlihatkan bahwa pendidikan konvensional pada saat ini kurang memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah yang ada malah semakin memperlebar kesenjangan yang ada. Semakin tinggi seseorang sekolah semakin tercerabut ia dari kehidupan. Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan alternative yang dapat memberikan warna baru dalam dunia pendidikan. Pada era tahun 70an mengalami fase-fase keemasan, tetapi kini Pendidikan luar sekolah mulai menggeliat untuk bisa berkontribusi kembali dalam membentuk SDM-SDM yang berkualitas dan berjalan beriringan dengan pendidikan jalur persekolahan.
      Lewat Program-programnya diharapkan PLS mampu memberikan kontribusi dalam melahirkan generasi unggul yang siap untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang mempunyai wibawa dan disegani, disamping siap berkompetisi lebih terbuka di tataran internasional Makalah ini mencoba menguraikan tentang bagaimana pendidikan luar sekolah dapat menjadi jembatan untuk bisa memecahkan permasalahan yang ada serta memberikan kontribusi dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal utama dalam pembangunan untuk menghadapi globalisasi.




BABVII
JATI DIRI MANUSIA MERUPAKAN KUNCI KEBAHAGIAAN
HIDUPNYA
Dalam perjalanan hidup, seorang manusia akan melalui sebuah perkembangan dalam dirinya. Salah satunya adalah dalam pembentukan kepribadian. Apa itu kepribadian ?. kata kepribadian sendiri merupakan sebuah kosa kata yang tak jarang terdengar oleh telinga kita. akan tetapi, banyak diantara kita yang belum tentu memahami benar apa itu kepribadian ?. Dalam lingkup ilmu jiwa makna kepribadian secara etimologi berasal dari kata personality (bahasa inggris) ataupun persona (bahasa latin), yang berarti kedok atau topeng. Bisa kita simpulkan sebagai tutup muka seorang pemain teater panggung, maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Ada sebuah kutipan pendapat mengenai kepribadian. Menurut Prof.F.Patty MA, yang dikutip dari pendapat Prince yang mengatakan : “Kepribadian adalah jumlah dari keseluruhan unsur-unsur biologis, dorongan, kecenderungan, keinginan-keinginan dan naluri-naluri individu, dan juga disposisikan serta kecenderungan yang berasal dari pengalaman. kepribadian seseorang akan terbentuk melalui hasil sebuah proses bukan kejadian serta merta. kepribadian itu di dapat dari hasil proses kehidupan seseorang, sehingga setiap kepribadian seseorang itu berbeda. Sedangkan dalam jiwa seorang muslim, kepribadian merujuk kedapa dua hal, yaitu AL-Qur’an dan As-Sunnah. Dimana kepribadian dan seluruh aspek-aspeknya semisal, tingkah lakunya, kegiatan-kegiatan jiwa, filsafah hidup. Kepercayaannya menunjuk kepada Allah serta penyerahan diri kepadaNYA. Walaupun kepribadian setiap muslim berbeda akan tetapi kesemua itu di satu padukan melalui AL-Qur’an dan As-Sunnah.
Dalam pembentukan pribadi itu sendiri dapat melalui 3 faktor. Yaitu, Faktor Biologis, Faktor Sosial, dan Faktor Kebudayaan.
Faktor Biologis
Faktor ini bisa kita sebut sebagai faktor Psikologis, yang berhubungan dengan  jasmani. Faktor ini berasal dari keturunan atau bisa jadi pembawaan dari lahir, yang mempunyai peranan dalam unsur kepribadian dan tingkah laku
Faktor Sosial
Social disini adalah masyarakat. Dimana lingkungan sekitar menjadi salah satu pembentuk pribadi. Seperti adat istiadat, peraturan yang berlaku dan bahasa. Dalam faktor social orang tua mempunyai paranan penting dalam pembentukan pribadi, karena interaksi yang lebih sering antara anak dan orang tua, sehingga orang tua bisa menjadi acuan kepribadian anak. Adapun sekolah yang menjadi salah satu factor terpenting dalam pembentukan pribadi seorang muslim.
Faktor Kebudayaan
Faktor Sosial bisa termasuk kedalam Faktor Kebudayaan, oleh sebab kebudayaan merupakan sebuah tradisi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Budaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi. Karena kepribadian terbentuk bisa melalui kebudayaan yang dijunjung, sehingga adanya sebuah keharusan untuk mentaati, mematuhi dan tetap selaras dengan budaya yang dijunjung.
BABVIII
PERSPEKTIF GLOBAL SEBAGAI PNDANGAN KEARAH KEHIDUPAN
YANG MELUAS

  perkembangan teknologiTidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi merupakan salah satudari arah globalisasi. Perkembangan ilmu pengetahuan manusia yang semakinmaju dan mendunia membuat perkembangan teknologi maju dengan pesat.Dalam bidang telekomunikasi dan informasi terjadi perpindahan arus yang tidakterkaendali.4. perkembangan ideologiSeiring dengan kemajuan teknologi serta perekonomian, masuklah ideologi-ideologi baru yang merupakan anak arah dari dampak globalisasi.
Fenomena globalisasi yang telah merong-rong ideologi pancasila semakin jelas terlihat. Nilai-nilai sosial yang dulu dijunjung tinggi kini perlahan mulai
terkikis oleh kebudayaan “pop” yang menyebar dengan leluasa. Banyak diantara
masyarakat yang tidak menyadari akan dampak-dampak globalisasi ini.Akibatnya dengan begitu mudah dampak negatif ini mengotori dan akan segeramenggeser peradaban. Masyarakat awam cenderung menikmati globalisasi ini bukan sebagai kemajuan namun hanya kesenangan materi semata.6

 Remaja yang menjadi korban paling banyak dalam globalisasi ini. Gaya
hidup “pop” yang mulai membudaya semakin memperburuk keadaan moral
remaja. Sekarang ini, tawuran antar pelajar sudah menjadi berita yang biasa.Pornografi dan kekerasan yang mereka lakukan juga tak luput merupakan efekdari globalisasi ini. Canggihnya koneksi akses internet tanpa batas semakinmempermudah para remaja untuk terjangkit dampak negatif itu. Remaja saat ini juga lebih mementingkan penampilan semata. Mereka menjadi korban iklan danmode yang sebenarnya merupakan penjajahan besar-besaran. Akan tetapisayangnya hanya sedikit sekali diantara mereka yang menyadari semua itu.Kebanyakan dari mereka justru terbawa arus hedonisme. Pendidikan seakan-akan bukan lagi menjadi kebutuhan, namun hanya menjadi pelengkap saja.Penyebab utama penyimpangan perilaku hilangnya kendali para remaja karena;a. rusaknya sistem, pola dan politik pendidikan. b. dipengaruhi hilangnya tokoh panutan, berkembangnya kejahatan orangtuac. luputnya tanggung jawab lingkungan masyarakatd. bergesernya fungsi lembaga pendidikan menjadi bisnis, dan profesi gurudilecehkan.7

 Ada hal yang menarik terjadi dalam proses tersebut, yang oleh Naisbitt disebutsebagai paradoks, yang menimbulkan efek diferensiasi dan sekaligushomogenisasi.
Efek diferensiasi
terlihat pada runtuhnya negara Uni Sovietakibatnya munculnya sub budaya etnis (etnosentrisme). Negara yang dulunyaterdiri dari pelbagai jenis etnis kini terurai ke dalam negara-negara kecil akibatmunculnya nilai-nilai budaya etnis. Hal ini juga tampak jelas dalam fenomena berpisahnya Cekoslowakia menjadi dua negara sesuai etnis masing-masing,yaitu Republik Ceko dan Republik Slowakia. Masalah semacam itu disadari benar oleh para
 founding fathers
 negara kita, sehingga memilih semboyanBhinneka Tunggal Ika yang merupakan pengakuan terhadap nilai-nilai sub budaya yang dari bangsa Indonesia yang bhinneka (berbeda-beda) namunkeseluruhannya diikat oleh satu cita-cita untuk menciptakan budaya nasionalyang diterima sebagai puncak budaya etnis.
Efek homogenisasi
terjadi terutamakarena pengaruh komunikasi yang semakin intens. Televisi telah menjadikandunia terasa sempit dan cita rasa manusia seolah diseragamkan. Sejak dariselera makanan, minuman, musik, film sampai kepada sarana komunikasi dangaya hidup, masyarakat dunia telah memiliki corak yang nyaris seragam. Tapi pada sisi lain pengaruh komukasi juga menyebabkan negara-bangsa (nation- state) yang homogen berubah ke arah suatu multikulturalisme. Pusat kekuasaan bisa beralih ke pinggiran, sedangkan budaya yang dulunya di pingiran( periphery) bisa berpindah ke pusat.






















PUSTAKA ACUAN
Faure, E., et al, 1992, Learning to be, The World Education today a Tommorow,
          Unesco,Paris.
Gabler, R.E., 1996, A Handbook For Geography Teacher, Publication Center National
           Council for Geographic Education, Illinois.
Storer, T.I., Usinger, R.L., 1957, General Zoology, McGraw-Hill Book Company,Inc.,
            New York.
Toffler, A., 1984, Learning For The future, Pan Book, London.



















PUSTAKA RUJUKAN
Ackoff, R.L. 1994.Redesigning the future, A. Wiley-Interscience Publication,London.
Altali, J. 1997. Milenium ketiga,pustaka pelajar, Yogyakarta.
Bartlemus, P. 1986. Envitonment and Development, Allen & Unwin, London.
Clarke, W.Green, F.E. 1985. Contemporary Initiatives I n Social Studies Education, Social
           Issues Resources Series, Inc., Florida.
Foley, G. 1993.Pemanasan Global, Yayasan Obor Indonesia,Khonpalindo.Panos,Jakarta.
Fraceman, R.E., editor. 1968. Promising Practices in Global Education, National Council on
           Foreign Language and International Studies, New York.
Lubis, T.M. editor. 1993. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Masyarakat Dunia, Yayasan Obor
           Indonesia, Jakarta.
Meadows, D.H., et al. 1972. The Limits To Growth, A Potomac Associates Book,
            Whasington DC.
Merryfield, M.M, Jarchow, E., Pickert, S. 1997. Preparing  Teachers To Teach Global
             Perspectives, Corwin Press, Inc., California.












DAFTAR PUSTAKA
Muessig, R.H., Gilliom, M.E.1981. Persvectives of Global Education, Collage of Education.
              The Ohio State University,Columbus.
Population Reference Bereau. 1997. World Population Data Sheet, Washington DC.
Sekretariat Jenderal MPR RI. 1998. TapMPR/11/MPR/1998. Garis-Garis Besar Haluan
              Negara, Sinar Grafika,Jakarta.

Susanto, A.B. 1998. Visi Global. PT. Elex Media Komputindo,Jakarta.